“Negeri Beruang Merah” akhirnya membuka kembali perbatasan negaranya setelah lebih dari 11 bulan menutup untuk mencegah penyebaran virus COVID 19. Namun, kebijakan ini hanya berlaku bagi mahasiswa asing yang sedang belajar di Rusia tapi mereka pulang ke negara asal ketika pandemi menyerang negeri tersebut. Kebijakan ini juga meenyertakan syarat ketat, yakni menyerahkan dua hasil tes COVID 19 negatif tidak lebih dari tiga hari sebelum dan sesudah masuk perbatasan Rusia, asuransi kesehatan dan hasil lap radiologi Fluoroscopy menjadi syarat yang sangat penting.

Ketika tiba di Rusia pun Mahasiswa Asing harus berhak mengikuti karantina mandiri yang durasinya kurang lebih 2 minggu. Lebih dari 300.000 mahasiswa internasional diperkirakan tidak dapat memasuki Rusia karena pandemi tahun lalu. Universitas di Rusia, termasuk kota Moskow melanjutkan kegiatan belajar mengajar dengan cara daring yang hampir satu tahun lamanya yang dilakukan oleh mahasiswa asing.

Kementerian Pendidikan Rusia dan Kementerian Luar Negeri pun bertemu dua pekan lalu (15/2/2021) dan menyepakati, kegiatan belajar mengajar tatap muka akan di mulai akhir Februari dengan sistem bertahap hingga sisa jadwal kuliah yang tersisa. Pengawas Perlindungan konsumen di Rusia (Rospotrebnadzor) di bawah naungan Kementerian Kesehatan Rusia mengatakan bahwa mahasiswa internasional akan diizinkan kembali untuk mengikuti semester musim semi jika penerbangan dari negara asal mereka disetujui oleh otoritas Rusia. Setidaknya ada 24 negara telah disetujui untuk membuka kembali penerbangan dengan Rusia sejauh ini.

Kesepakatan formal juga telah dicapai dengan 5 negara lainnya, meskipun saat ini penerbangan belum beroperasi. Sementara itu, larangan penerbangan dengan Inggris masih berlaku hingga setidaknya pertengahan Maret 2021 di tengah penyebaran jenis virus baru yang lebih menular di sana. Data dari Federal Agency Tourism Rusia, diantara 24 negara yang telah diperbolehkan masuk oleh pemerintah Rusia ada negara Singapura dan Vietnam di region Asia Tenggara. Bagaimana dengan nasib Indonesia? Hingga kini, belum ada informasi yang jelas mengenai hal ini.

Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishutin pun masih mempertimbangkan larangan masuk ke Rusia bagi negara negara yang masih terpapar COVID 19 dengan jumlah kasus positif yang masih stabil dan belum ada perubahan yang signifikan, termasuk Indonesia. "Sampai keadaan membaik dan pertempuran melawan virus COVID 19 berakhir." Begitupun, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow belum bisa memberikan kepastian informasi yang jelas perihal ini. Namun, pembatasan masuk sementara bagi warga asing ke Rusia tidak berlaku bagi diplomat atau pegawai kedutaan besar dan konsulat yang bekerja di Rusia.

Mahasiswa Indonesia yang belum bisa kembali ke Rusia pun dihadapi oleh rasa cemas. Rezky Ardiyan (28 tahun) Mahasiswa tahun terakhir di Universitas HSE Moskow, mencemaskan barang seperti baju, alat belajar dan beberapa dokumen yang masih tertinggal dan masih tersimpan rapi di asramanya. Dia cemas dan kebingungan jika perbatasan belum dibuka hingga mereka lulus nanti. “Kemanakah barang saya mereka akan simpan, Ketika saya lulus nanti ? Karena kebijakan asrama di Rusia akan mengganti setiap Mahasiswa yang sudah lulus dengan mahasiswa yang baru."

Lain halnya Reiyan Khairina (27 Tahun) mahasiswa Indonesia yang baru ingin melanjutkan sekolah di Rusia dan menjadi salah satu mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah Rusia. Dia mengaku sudah tidak sabar untuk menjalani mimpinya untuk tinggal, sekolah di Rusia dan sudah siap dari segala aspek mulai dari Bahasa, Mental dan Kesehatan. Semoga Indonesia lekas sembuh dan bisa diterima oleh negara sahabat agar semua bisa normal sediakala.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *